Perang Jagaraga (1846-1906)

Bookmark and Share
Perang Jagaraga terjadi di Pulau Bali. Hampir semua kerajaan-kerajaan di Bali mengobarkan perang tersebut. Kerajaan-kerajaan di Bali antara lain Buleleng, Karangasem, Gianyar, Badung, Jembarana, Tabanan, Mengwi, dan Bangli.
Sebab-sebab terjadinya Perang Jagaraga adalah sebagai berikut:
a.    Berlakunya hak tawan karang bagi raja-raja Bali, yaitu hak raja untuk merampas kapal dan muatannya yang terdampar di Pulau Bali. Raja Buleleng merampas kapal-kapal Belanda di Sansit dan Prancah
b.    Belanda menuntut supaya hak tawan karang dihapus, dan raja-raja Bali mau mengakui kekuasaan Belanda di Bali serta mau melindungi perdagangan di Bali.

Pada tahun 1846, Belanda menyerang istana Buleleng. Walaupun mendapat bantuan dari kerajaan Karangasem, istana Buleleng tetap dapat diduduki. Raja Buleleng menyingkir ke Jagaraga. Kemudian Belanda memaksa Buleleng dan Karangasem untuk menandatangani perjanjian yang menyatakan penghapusan hak tawan karang. Karena perjanjian itu tidak dihiraukan, pasukan Belanda di bawah Jenderal Michiels menyerbu benteng Jagaraga (1848). Serbuan itu berhasil digagalkan.

Pada tahun 1849, Belanda kembali menyerang Benteng Jagaraga setelah mendapat bantuan pasukan dari Batavia. Serangan tersebut dibalas oleh rakyat Bali dengan “Perang Puputan” yaitu bertempur sampai titik darah penghabisan. Akhirnya, benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Setelah benteng Jagaraga jatuh, serangan diarahkan ke Klungkung, Karangasem, dan Gianyar. Baru pada tahun 1906, Belanda dapat menegakkan kekuasaannya di Bali.

kunjungi juga: http://matakristal.com/

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar