Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan
Sesungguhnya Inggris dengan EIC-nya, telah menaruh perhatian terhadap kekayaan alam Indonesia sejak abad ke-16. Ini terlihat dari campur-tangannya terhadap konflik Banten dan VOC di Jayakarta (Batavia).
Persaingan antara East India Company (EIC) dengan VOC pada Abad ke-18
Pada paruh kedua abad ke-18, pedagang Inggris mulai melirik Semenanjung Malaka. Antara tahun 1750-1760 EIC (East India Company) menggunakan Kedah (di Malaysia) sebagai batu loncatan ke Kanton di Cina untuk mendapatkan teh, sutra, dan porselin. Pada Februari 1772, atas perintah dari London, Madras Select Committee (MSC) atau Panitia Terpilih Madras mengirim Charles Desvoeux, seorang pegawai EIC, ke Aceh guna menjajaki menjalin hubungan agar lebih mudah dalam mendapatkan produk yang akan dibawa ke Cina.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar