Pada abad ke-15, kondisi Eropa dalam keadaan semrawut. Secara politik pihak kerajaan sangat diktator dan menekan rakyatnya, secara ekonomi rakyatnya masih berada dalam kemiskinan. Begitu pun dengan agama: masih ada pertentangan yang runcing antara Katolik dan Protestan. Kondisi ini telah mengakibatkan masyarakat Eropa banyak yang keluar dari wilayahnya untuk menemukan kehidupan baru yang lebih menjanjikan.
Penemuan Colombus yang diperkuat oleh Amerigo Vespuci semakin menambah semangat orang-orang Eropa untuk melancong ke Amerika. Terjadilah perpindahan orangorang Eropa dalam rombongan yang banyak ke Amerika. Negara yang banyak berkunjung ke Amerika adalah Spanyol, Belanda, Perancis, dan Inggris. Keberadaan beberapa koloni di Amerika menyebabkan konflik dan perang pun tidak bisa dihindarkan.
Akhirnya terjadilah perang antara negara-negara tersebut yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris Kemenangan Inggris di Amerika telah memperkuat posisinya sebagai penguasa atas koloni-koloni di Amerika. Kekuasaan yang terlalu kuat telah menyebabkan Inggris berlaku semena-mena terhadap koloni-koloni yang ada di Amerika. Hal ini menimbulkan keinginan dari tiap koloni untuk keluar dari cengkraman Inggris. Maka diumumkanlah sebuah Declaration of Independence pada 4 Juli 1776 di Philadelphia.
Sejak saat itu Amerika menjadi negara baru yang merdeka dari Inggris. Declaration of Independence yang menjadi tonggak berdirinya Amerika Serikat cukup berpengaruh terhadap kehidupan dunia yang ditandai dengan kebebasan untuk menentukan kehendak dihargai sebagai hak asasi manusia. Setelah itu lahirlah deklarasi-deklarasi lainnya yang juga mengusung kebebasan, di antaranya Revolusi Prancis. Munculnya Revolusi Prancis disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor eksternal antara lain: munculnya sejumlah pembaharu, adanya ketidakadilan sosial-politik- ekonomi dalam kehidupan masyarakat Prancis.
Faktor internalnya yaitu lemahnya wibawa raja Prancis dan sifat pemerintahan yang absolutisme. Pembentukan Dewan Nasional atau National Assembly atas anjuran Abbe Syies pada 17 Juni 1789 dianggap sebagai awal Revolusi Prancis. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya ketidakpuasaan golongan non-bangsawan dan non-agamawan dalam bidang politik khususnya dalam hal pemungutan suara.
Revolusi Prancis memiliki dampak yang sangat besar khususnya pada Prancis sendiri dan umumnya pada masyarakat dunia, di antaranya dalam bidang:
politik adalah berkembangnya faham liberal yang menghendaki demokrasi dan sikap anti absolutisme;
ekonomi adalah keadilan dalam perekonomian, berkembangnya industri modern dan munculnya perdagangan bebas;
sosial-budaya adalah adanya keadilan baik dalam stratifikasi sosial, pendidikan maupun dalam keagamaan.
Revolusi Prancis dan Amerika sangat memengaruhi pergerakan nasionalisme yang sedang berkembang di Indonesia. Faham-Faham demokrasi dan nasionalisme merupakan pelajaran bagi tokoh-tokoh pergerakan (yang kebanyakan mahasiswa) guna memperjuangkan nasib bangsanya. Mereka mendirikan berbagai partai politik dengan menggunakan faham tertentu sebagai landasan perjuangannya.
Sementara itu, kekalahan Rusia pada Perang Dunia II membawa Rusia ke dalam masa suram. Setelah tahun 1918, masyarakat Rusia kekurangan makanan dan konflik tanah merupakan hal yang sukar diatasi. Pemerintahan dinilai terlalu lemah oleh kaum Bolsheviks. Pada tahun 1903, Partai Demokratik Sosialis Rusia pecah menjadi dua: Mensheviks dam Bolsheviks. Pada 16-17 Juli 1917, kaum Bolsheviks mengadakan demonstrasi di bawah Lenin melawan pemerintahan. Mereka menuntut pemerintahan Nicholas II untuk turun.
Pada tanggal 25 Oktober 1917, terjadilah huru-hara terhadap pemerintahan Alexander Kerensky. Pada hari yang sama berlangsung pula rapat umum yang dihadiri mayoritas kaum buruh di Petrograd (St. Petersburg atau Leningrad). Yang hadir pada rapat itu adalah para pengrus Bolsheviks: Lenin, Leon Trotsky, Aleksei Ivanovich Rykov, dan Joseph Stalin.
Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai Revolusi Oktober 1917. Setelah Revolusi Oktober berhasil, Uni Soviet dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov atau Lenin. Pada masa kepemimpinannya, Lenin menjalankan roda pemerintahan dengan tangan besi. Untuk merealisasikan idealismenya tentang kekuasaan, pada Desember 1917 Lenin mendirikan Cheka atau Polisi Rahasia yang digunakan untuk meneror lawan lawan politiknya. Lenin tidak segan-segan membunuh siapa saja yang menjadi lawannya. Lenin meninggal pada tahun 1924 dan digantikan oleh Joseph Stalin.
Di Indonesia, Revolusi Bolsheviks mengilhami Partai Komunis Indonesia untuk melawan terhadap pemerintahan resmi: melakukan kudeta ala Bolsheviks. Dalam hal berpartai politik, PKI merupakan salah satu partai yang enggan bekerja sama dengan pemerintahan resmi; mereka bukan organisasi kooperatif. Sebaliknya, mereka bersikap keras dan tak segan-segan berdemonstrasi dan melalukan teror terhadap siapa saja yang tak sejalan ideologinya
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar